Nov 10, 2024 | 76 views
KOTA TANGERANG, – Piagam penghargaan Pahlawan Pembangunan atas nama Barnas Sujana yang ditanda tangani langsung oleh presiden RI ke-2 , Suharto, pada 22 September 1984 dibuang bak barang tak terpakai, (10/11)
Piagam Penghargaan Tersebut milik orangtua salah satu jurnalis, Asep WW, yang dulu telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemajuan pembangunan di Indonesia, khususnya di bidang telekomunikasi
” Iya dulu waktu saya duduk di bangku kelas 4 SD, ayah saya meninggal dunia saat menjalankan tugas negara di daerah Kalimantan Tengah, sebagai tenaga ahli di bidang telekomunikasi. Pada saat itu masih di sebut Perumtel. Ibu saya di jemput oleh pihak Istana Negara untuk menerima Piagam Penghargaan dan tunjangan yang langsung diberikan oleh Presiden RI Ke 2 , Bapak Suharto ” katanya, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (10/11)
Lebih lanjut kata Asep menyampaikan, makna pejuang saat ini terkikis oleh kaum pecundang yang menggerogoti hasil pembangunan,
” Saat ini sepertinya Makna Pahlawan atau Pejuang, sudah tidak berarti. Masyarakat khususnya para pemangku kebijakan seakan sudah kurang peduli terhadap para pahlawan atau para pejuang terdahulu yang telah mengorbankan jiwa, raga, harta dan keluarganya demi membela Negara, ” lanjut Asep WW yang seorang jurnalis
Kendati itu, menurutnya, peran pemangku kebijakan saat ini, untuk memberikan apresiasi kepada pahlawan terdahulu, dinilai terlupakan dan terkesan mementingkan kepentingan pribadi. Terlebih, di Indonesia tingkat korupsi masih sangat memperhatikan,
” Rasa empati atau rasa ingin memberikan Apresiasi seakan sudah tidak terdengar lagi. Pejabat sekarang tinggal menikmati hasil pengembangan. Bahkan diantara mereka ada yang maruk melakukan berbagai macam cara demi untuk memperkaya diri sendiri, tanpa mau peduli kesengsaraan orang lain. Apalagi di Indonesia, tingkat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme masih sangat memprihatinkan, ” Pungkasnya