KOTA TANGERANG, – Meski berbagai upaya telah dilakukan, termasuk perbaikan dan penurapan saluran drainase, masalah banjir masih menjadi persoalan di sejumlah lingkungan perumahan di Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang terus berupaya mencari akar permasalahan dan menerapkan solusi terintegrasi untuk mengatasi masalah ini, Jum’at (29/11)
Menurut hasil evaluasi, ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab banjir meskipun saluran drainase telah diperbaiki. Salah satu penyebab utamanya adalah kapasitas saluran drainase yang tidak memadai
Saluran yang terlalu kecil tidak mampu menampung debit air hujan yang meningkat, terutama saat terjadi hujan deras. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan evaluasi ulang dimensi saluran drainase agar sesuai dengan intensitas curah hujan di wilayah tersebut
Selain itu, masalah lain adalah sistem drainase yang tidak terintegrasi. Banyak saluran di lingkungan perumahan yang belum terhubung dengan saluran utama atau badan air besar, sehingga air terjebak tanpa jalur pelepasan yang memadai. Solusi yang diusulkan adalah memastikan konektivitas saluran lokal dengan saluran primer atau sungai, sehingga aliran air dapat dikelola dengan baik.
Masalah sampah dan sedimen yang menyumbat saluran juga menjadi perhatian utama. Kendati saluran telah diperbaiki, sampah dan material seperti lumpur seringkali menghambat aliran air. Untuk itu, diperlukan pemeliharaan rutin dan peningkatan kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan di saluran air.
Pembangunan yang masif di kawasan perkotaan juga memicu persoalan baru, yaitu minimnya area resapan air. Permukaan tanah yang tidak mampu menyerap air mengakibatkan limpasan air hujan langsung menuju saluran, yang akhirnya meluap. Menambah ruang hijau, membangun sumur resapan, dan mengelola tata ruang perumahan secara lebih baik menjadi langkah yang harus diambil.
Kondisi topografi lingkungan juga turut berkontribusi. Daerah cekungan atau dataran rendah lebih rentan terhadap genangan air. Solusi seperti pemasangan pompa air atau sistem khusus untuk mengalirkan air ke daerah yang lebih tinggi perlu menjadi perhatian.
Tak kalah penting, dampak perubahan iklim yang memicu curah hujan ekstrem juga menjadi tantangan besar. Drainase yang dirancang dengan pola hujan masa lalu mungkin tidak lagi memadai untuk menghadapi intensitas hujan yang kini meningkat. Oleh karena itu, desain ulang sistem drainase dengan mempertimbangkan kondisi iklim terkini menjadi langkah strategis.
Pemerintah Kota Tangerang juga mencatat bahwa beberapa wilayah menerima limpasan air dari daerah sekitar yang belum memiliki drainase memadai. Hal ini memerlukan koordinasi lintas wilayah untuk memastikan sistem drainase di semua daerah dapat saling mendukung.
Terakhir, kenaikan muka air tanah atau sungai kerap menyebabkan aliran air kembali ke saluran lokal, memperburuk situasi banjir. Langkah mitigasi seperti pembangunan tanggul, pintu air, atau sistem pengendali aliran balik sedang dalam tahap pembahasan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang menyatakan, bahwa analisis teknis oleh para ahli akan dilakukan secara menyeluruh untuk memahami kondisi spesifik di setiap wilayah,
Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Taufik Syahzaeni
” Pendekatan holistik dengan melibatkan berbagai pihak adalah kunci untuk menyelesaikan masalah banjir ini secara tuntas. Kita tidak hanya berbicara tentang drainase, tetapi juga pengelolaan tata ruang dan perilaku masyarakat, “ujarnya, Senin (25/11) kemarin
Melalui identifikasi mendalam dan implementasi solusi yang tepat, diharapkan banjir di Kota Tangerang dapat diminimalkan, sehingga kenyamanan dan keselamatan warga tetap terjaga. (Adv)