Jul 3, 2024 | 43 views
BANTEN, – Budayawan Banten, Uday Suhada, menyatakan kritik tajam terhadap fenomena eksploitasi perempuan Badui yang semakin sering dilakukan oleh para konten kreator di media sosial.
“Kami sangat prihatin dan marah dengan tindakan sejumlah konten kreator atau influencer media sosial yang semakin hari semakin mengeksploitasi perempuan muda Badui,” kata Uday dalam pernyataan tertulisnya di Rangkasbitung, Lebak, Selasa (2/7).
Pada 29 Juni, Lembaga Adat Badui mengadakan pertemuan untuk membahas meningkatnya eksploitasi perempuan muda Badui oleh konten kreator media sosial.
Uday, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengidentifikasi beberapa faktor yang memicu peningkatan eksploitasi terhadap perempuan Badui. Pertama, perkembangan teknologi yang mengubah cara berpikir, bersikap, dan berperilaku generasi muda Badui.
Kedua, tindakan sejumlah konten kreator yang memanfaatkan kecantikan perempuan muda Badui untuk konten mereka.
Ketiga, kurangnya penerapan hukum adat oleh lembaga adat terhadap para pelaku, baik dari warga Badui sendiri maupun pihak luar yang bersifat eksploitatif.
“Berdasarkan hasil musyawarah para tokoh adat Badui Dalam dan Badui Luar, mereka memberikan ultimatum kepada semua konten kreator untuk menghentikan pembuatan konten yang mengeksploitasi kecantikan perempuan Badui dan menghapus konten yang sudah dipublikasikan,” ujar Uday.
Ke depan, Uday menyarankan agar Lembaga Adat menyempurnakan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Saba Budaya dan Perlindungan Masyarakat Adat Tatar Kanekes, yang mengatur kunjungan masyarakat luar ke Badui.
“Jangan jadikan mereka objek, tetapi jadikan mereka subyek, teladan, dan tuntunan, bukan tontonan. Peradaban Badui adalah sesuatu yang harus kita jaga bersama,” tegasnya.
(Tommy)
Posted in Budaya