Massa Penolakan PIK 2 dengan Warga Kramat Rusuh ???

Jan 8, 2025 | 114 views

Screenshot_20250108-181028

‎KOTA TANGERANG, – Masyarakat Banten yang ingin mendeklarasikan dengan Gerakan Rakyat Anti Oligarki (GRAO) sebagai bentuk penolakan PIK 2 dihadang sekumpulan warga, Rabu (8/01)

‎Puluhan massa yang hendak bertolak ke Desa Kohod, guna mendeklarasikan diri dan menyampaikan pendapat dimuka umum tiba-tiba dicegat oleh ratusan orang yang mengatasnamakan warga Desa Kramat, kecamatan Pakuhaji, kabupaten Tangerang,

‎Aksi ini sempat membuat kedua belah pihak bersitegang dan memanas. Beruntung anggota gabungan kepolisian dari Polres Metro Tangerang melerai

‎Salah satu warga Kramat melontarkan kegeramannya lantaran ia mengklaim kubu tersebut terkesan ingin mengadu domba masyarakat demi kepentingan pribadi,

‎” Semakin berjalan pergerakan anda, semakin kami juga bergerak. Kami ingin mengedepankan kondusifitas agar masyarakat desa kami aman, tentram. gara-gara manusia tak bertanggung jawab yang penuh dengan kepentingan mengadu domba masyarakat Utara membawa-bawa masyarakat Banten, membawa-bawa kesultanan demi kepentingan pribadi, ” ujar salah satu orator penolakan deklarasi aksi, di depan kantor Desa Kramat, Selasa (8/01)

‎Selain itu, terpantau awak media, warga Kramat beramai ramai menghalau salah satu perwakilan aksi wanita hingga menarik mundur ditengah orasinya. Bahkan alat peraga massa GRAO disita dan dirusak oleh warga Kramat

‎Ditempat terpisah, Ustadz Alfian Tanjung dalam orasinya mengkritisi kegiatan PIK 2 yang dilatarbelakangi kepentingan pribadi bukan masyarakat, bahkan masyarakat telah tertipu muslihat dengan perusahaan yang dipimpin Aguan tersebut,

‎” Dalam pertemuan hari ini kita akan mengatakan bahwa PIK 2 harus dibatalkan dan status PSN harus dicabut. Dan seluruh warga Tangerang jangan mau diadu domba bagaimana mereka menyergap rombongan yang datang ketempat semula, ” tandasnya

‎Lebih lanjut tokoh nasional itu mengaku bahwa Indonesia lemah terkait kondisi pengamanan negara dengan begitu banyak sertifikat tanah dikuasai asing,

‎” Patut kita sampaikan bahwa keamanan Indonesia sudah sangat lemah, 88 % sertifikasi tanah ditangan mereka (asing-red), ” pungkasnya saat menyampaikan dimobil komando, Rabu (8/01) siang

‎Sementara itu, kedua belah pihak membubarkan diri dengan tertib pasca kepolisian menghimbau seluruh masyarakat

Posted in ,

SEBARKAN

REKOMENDASI BERITA LAINNYA

FY24Q1_CC_Individual_CCIAllApps

TOPIK POPULER

JOURNAL TERKINI

BERITA POPULER

EKONOMI

TEKNOLOGI

FY24Q1_CC_Individual_CCIAllApps